
BAGI perempuan Muslim di Malawi, jilbab adalah jawaban yang sempurna atas kesengsaraan mereka dari peningkatan pelecehan seksual yang menargetkan perempuan di negara Afrika bagian selatan ini.
“Sementara perempuan dari kelompok agama lain akan merasakan kegelisahan terhadap kekerasan seksual karena pakaian yang tidak benar, namun dari hasil pengamatan kami kasus-kasus pelecehan seksual itu sangat rendah terjadi di antara perempuan Muslim,” tutur Fatima Ndaila, Ketua Umum Muslim Women Organization (MWO), kepada OnIslam.net.
“Sangat jarang perempuan yang mengenakan jilbab mengalami pelecehan seksual,” tambahnya.
Selama beberapa tahun terakhir, pelecehan seksual dengan sasaran perempuan meningkat tajam di Malawi.
Namun fenomena yang mengkhawatirkan ini sangat jarang dilaporkan terjadi kepada perempuan Muslim yang memilih untuk mengenakan jilbab atau hijab.
“Hal ini berdasarkan pengamatan kami, mengintensifkan perjuangan melawan kekerasan seksual dengan cara menambah kepekaan perempuan dan anak perempuan Muslim untuk mengenakan jilbab baik di depan umum atau di tempat-tempat kerja,” kata Ndaila.
“Kami telah menemukan bahwa pakaian yang tidak benar di kalangan perempuan secara signifikan berkontribusi pada meningkatnya kekerasan seksual, karena menarik perhatian laki-laki. Ini tidak mudah untuk mengubah pola pikir masyarakat,” katanya.
Ndaila mengatakan organisasinya terus berusaha meningkatkan kepekaan perempuan dan anak perempuan melalui masjid dan pertemuan sosial lainnya untuk memakai jilbab dan mengikuti ajaran Al-Quran yang mengadvokasi. Diantaranya adalah perintah untuk menurunkan pandangan dan pada saat yang sama perintah untuk menggunakan pakaian sederhana. [hf/islampos/onislam]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar