Selasa, 29 Oktober 2013

REFORMASI AQIDAH



Wahai Ukhti Muslimah…
Ketahuilah bahwa tauhid merupakan misi utama diutusnya para nabi dan rasul. Sebagaimana Allah telah berfirman :

“ Dan tidaklah Kami (Allah) mengutus seorang rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tiada tuhan kecuali diri-Ku. Karenanya beribadahlah pada-Ku. “ (QS. Al-Anbiya : 25)

Karena tauhid, manusia memperoleh rahmat dari tuhannya. Sebaliknya tanpa tauhid, manusia akan binasa. Allah berfirman :

“ Sesungguhnya Allah tidak mengampuni bila diri-Nya dipersekutukan. Ia mengampuni dosa selain syirik terhadap orang-orang yang dikehendaki-Nya. “ (An-Nisa : 48 )

“ Sungguh telah diwahyukan padamu dan rasul-rasul sebelum kamu bahwa bila kamu mempersekutukan  (Allah), amalmu sungguh akan terhapus dan kamu termasuk orang-rang yang merugi. Karenanya beribadahlah hanya kepada Allah dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur . “( Az-Zumar : 65-66 )

Abu Hurairah ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Demi diri Muhammad yang berada dalam tangan-Nya, tiada seorang pun baik dia Yahudi atau Nasrani yang mendengar tentang aku kemudian ia mati dalam keadaan tidak mengimani apa yang menjadi misi kerasulanku, melainkan ia termasuk penghuni neraka. “ [ Shahih Muslim ]
Dari nash-nash di atas jelas sekali bahwa syirik menjerumuskan manusia ke dalam neraka dan menghapuskan semua amal kebaikannya.

Kisah :
Dalam kitab-kitab sirah Rasul (sejarah), disebutkan bahwa Rasulullah ra mengerahkan sebagian pasukannya ke daerah Tha’I, dimana di garda depan pasukan tersebut terdapat Ali bin Abi Thalib ra.

Lalu beliau terkaget dengan Adi bin Hatim, orang yang paling benci terhadap Rasulullah. Ketika pagi tiba, Ali menggiring kuda, binatang, para tawanan laki-laki dan perempuan. Ketika para tawanan dihadapkan kepada beliau, berdirilah Sifanah binti Hatim yang dengan lantang berkata :

Hai Muhammad, celaka! Bila engkau berniat menyingkirkan aku, janganlah kau biarkan orang-orang Arab menyoraki kemalanganku. Sebab sesungguhnya ayahku adalah pemimpin kaumnya. Ia melepaskan tawanan, memelihara hubungan baik dengan tetangga, melindungi orang yang patut dilindungi, menolong orang yang ditimpa kesulitan, member makan kepada yang membutuhkan, membantu yang terkena musibah berat, dan dia tidak pernah mengecewakan orang yang membutuhkan bantuannya, Akulah putrid Hatim Ath-Tha’I “.

Segera Nabi menukas, “ Wahai hamba sahaya, yang kau sebutkan tadi adalah sifat-sifat orang beriman. Andaikan ayahmu muslim tentu kami akan mengasihani dirinya. Lepaskan dia (putrid Hatim)! Sebab ayahnya mencintai akhlak terpuji.3

Rasul mengasihani putrid Hatim Ath-Tha’I dan melepaskannya karena menghormatinya. Lalu Sifanah minta izin kepada Rasulullah untuk berdo’a, dan Rasulullah mempersilahkan. Lalu ia bedo’a, “ Semoga Allah melimpahkan karunia padamu disebabkan kebaikanmu. Semoga Allah tidak menjadikanmu orang yang hina. Semoga juga Dia tidak merampas nikmat dari para pederma kaum kecuali Dia menjadikanmu sebagai sebab untuk kembalinya nikmat itu lagi.”

Setelah Rasulullah melepaskannya. Ia pulang ke rumah saudaranya Adi bin Hatim di Daumat Al-Jandal lalu berkata, “ Hai saudaraku, datangilah lelaki itu (Rasulullah) sebelum ia menawanmu. Aku telah menyaksikan sendiri, ia adalah manusia agung, berkarakter kuat lagi cerdas dan akan mengalahkan para penakluk. Aku telah menyaksikan pada dirinya beberapa hal yang membuatku takjub. Aku saksikan dia mencintai orang fakir, melepaskan tawanan, menyayangi yang lebih kecil, serta menghormati orang yang lebih tua. Aku tidak menemukan orang yang lebih baik dan lebih mulia selain dirinya. Bila ia bukan Nabi, keutamaan tetap baginya karena sifat-sifat utama yang telah ada padanya. Andai ia raja, kau takkan dapat meremehkan kemuliaan kerajaannya.”

Segera Adi mendatangi Rasulullah SAW. Ia dan Sifanah kemudian masuk islam.
Yang perlu digaris bawahi dari kisah di atas adalah ungkapan “ Seandainya ayahmu seorang muslim, kami akan mengasihani dirinya “. Hal ini menunjukkan bahwa syirik menghapus semua amal shaleh, orang yang berbuat syirik tidak mendapat rahmat Allah walaupun banyak berbuat baik.

Allah telah berfirman:
“ Sungguh orang yang berlaku syirik kepada Allah maka Allah mengharamkan surga kepadanya, tempatnya adalah neraka, dan tiada penolong bagi orang-orang yang zhalim”. (Al-Maidah : 72)

Anas ra berkata, “ Dulu ada seorang Yahudi menjadi pelayan Rasulullah SAW. Suatu saat ia sakit. Rasul segera menjenguknya. Beliau duduk di dekat kepala si pelayan lalu bersabda,’ Masuk Islamlah!’ Si pelayan memandang ayahnya yang berada di dekatnya. Berkatalah ayahnya, ‘ Ta’atilah Abu Qasim (julukan Rasul)!’ Ia pun masuk Islam. Nabi pun lalu keluar ruangan seraya bersabda,’ Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka.” [HR.AL-BUKHARI, AL-HAKIM DAN AL-BAIHAQI]

Dalam riwayat Ahmad disebutkan, “ Ketika ia meninggal, Rasul bersabda, ‘ Shalatilah sahabat kalian.”


Wahai Ukhti Muslimah…

Ketika akidah yang benar merupakan pondasi Islam dan dasar agama, ketika amal dan ucapan tidak sah dan tidak diterima kecuali bersumber dari akidah yang benar seperti yang telah dijelaskan, adalah wajib atas semua kaum muslimin untuk mempelajari akidah yang benar dan memahami akidah yang menyimpang agar kemurnian tauhid tetap terjaga dan terhindar dari syirik. Terlebih kita hidup di era dimana semua kekuatan syirik bersatu padu melawan dan menghancurkan akidah Islam. Karenanya kita mesti mengetahui dasar-dasar akidah dan berpegang teguh terhadap dasar-dasar Islam.

Di sisi lain, musuh-musuh Islam telah menyadari urgensi peranan wanita dalam menentukan baik-buruknya masyarakat. Karenanya wanita menjadi target konspirasi mereka. Maka diselenggarakanlah konfrensi-konfrensi dan konspirasi-konspirasi guna menghancurkan bangunan agamanya baik dalam aspek akidah maupun akhlak.

Konspirasi-konspirasi ini telah berhasil menjauhkan wanita muslimah dari agamanya, merusak moralnya, hingga terjadilah dekadensi moral itu.

Muhammad Thal’at Harb dalam buku Al-Mar’ah wa Al-Hijab berkata,” Sesungguhnya tiada penghalang yang merintangi penghancuran masyarakat Islam di Timur, kecuali sebelumnya telah terjadi dekadensi moral yang menimpa wanita muslimah, dan bahkan telah mengakibatkan kerusakan yang menimpa kaum pria di Timur.”

Musibah terbesar menurut penulis adalah kebodohan kaum wanita muslimah terhadap ajaran agamanya, dan tidak tepatnya pengajaran terhadap pemuda-pemudi Islam. Hal ini berakibat tercabutnya wanita dari agama dan adat istiadatnya, bahkan barani berbuat fasik terhadap Allah.

Wanita Timur cenderung mengekor tradisi Barat secara membabi-buta hatta di bidang paradaban dan ekonomi yang menyebabkan dekadensi kehidupan keluarga akibat eksploitasi wanita di sector publik. Kondisi mereka menjadi wanita karir telah memicu mereka ingin lepas dari kungkungan pria dan pernikahan.

Wanita Timur suka mengekor tradisi Barat; pergi belanja ke mall, pergi ke club, taeter, dan tempat-tempat plesir sambil bertabarruj ( bersolek di luar kepatutan ), membuka aurat, mengabaikan norma-norma, melecehkan tradisi, merendahkan nilai-nilai ‘iffah dan kesucian diri, membenci hijab, sampai-sampai tidak risih berpelukan dengan pria yang bukan mahramnya, tidak malu berada di tangah-tangah ribuan pria dan pemuda bahkan dengan senang hati menerima kata-kata pujian, tepuk tangan dan siulan yang membuatnya semakin terjerumus ke jurang kesesatan!

Sungguh masyarakat Islam sedang dalam ujian dan krisis besar, disebabkan kaum wanita telah melecehkan tradisinya sendiri, taklid ke tradisi Barat, dan tidak memadainya pendidikan bagi mereka, Dan jalan keselamatan dari hal tersebut hanyalah berpegang-teguh kepada agama dan syariat, serta kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah.

Hal pertama yang perlu dilakukan agar wanita muslimah kembali ke jalan benar adalah melakukan reformasi akidah. Page-page berikut ini, kami akan menjelaskan akidah Islam secara komprehensif. Penjelasan yang paparkan adalah terhadap akidah-akidah yang menyimpang.

“Hanya Allah yang member taufik “


Penulis : Putri Handayani, S.SI
Sekupang, Rabu, 25 Zulhijjah 1434 H/30 October 30, 2013

[3] : Mengenai kedermawanan Hatim At-Tha’I, Ibn Al-Jauzy berkomentar : “ Dia adalah orang yang sangat dermawan sampai-sampai memberikan roti kepada semut seraya berkata,’ Mereka juga tetangga kita’. “


Referensi : Be a good Muslimah/Panduan Menjadi Wanita Shalihah
Penulis : Syaikh Sa’ad Yusuf Abu Aziz
Penerjemah : H. Irfan Salim, MA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar