Wahai Ukhti Muslimah…
Ketahuilah bahwa tauhid merupakan misi utama
diutusnya para nabi dan rasul. Sebagaimana Allah telah berfirman :
“ Dan tidaklah Kami
(Allah) mengutus seorang rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan Kami wahyukan
kepadanya bahwa tiada tuhan kecuali diri-Ku. Karenanya beribadahlah pada-Ku. “
(QS. Al-Anbiya : 25)
Karena tauhid, manusia memperoleh rahmat dari
tuhannya. Sebaliknya tanpa tauhid, manusia akan binasa. Allah berfirman :
“ Sesungguhnya Allah
tidak mengampuni bila diri-Nya dipersekutukan. Ia mengampuni dosa selain syirik
terhadap orang-orang yang dikehendaki-Nya. “ (An-Nisa : 48 )
“ Sungguh telah
diwahyukan padamu dan rasul-rasul sebelum kamu bahwa bila kamu mempersekutukan (Allah), amalmu sungguh akan terhapus dan kamu
termasuk orang-rang yang merugi. Karenanya beribadahlah hanya kepada Allah dan
jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur . “( Az-Zumar : 65-66 )
Abu Hurairah ra menuturkan bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “ Demi diri Muhammad yang berada
dalam tangan-Nya, tiada seorang pun baik dia Yahudi atau Nasrani yang mendengar
tentang aku kemudian ia mati dalam keadaan tidak mengimani apa yang menjadi
misi kerasulanku, melainkan ia termasuk penghuni neraka. “ [ Shahih Muslim ]
Dari nash-nash di atas jelas sekali bahwa
syirik menjerumuskan manusia ke dalam neraka dan menghapuskan semua amal
kebaikannya.
Kisah
:
Dalam kitab-kitab sirah Rasul (sejarah),
disebutkan bahwa Rasulullah ra mengerahkan sebagian pasukannya ke daerah Tha’I,
dimana di garda depan pasukan tersebut terdapat Ali bin Abi Thalib ra.
Lalu beliau terkaget dengan Adi bin Hatim,
orang yang paling benci terhadap Rasulullah. Ketika pagi tiba, Ali menggiring
kuda, binatang, para tawanan laki-laki dan perempuan. Ketika para tawanan
dihadapkan kepada beliau, berdirilah Sifanah binti Hatim yang dengan lantang
berkata :
“ Hai Muhammad, celaka! Bila engkau berniat
menyingkirkan aku, janganlah kau biarkan orang-orang Arab menyoraki
kemalanganku. Sebab sesungguhnya ayahku adalah pemimpin kaumnya. Ia melepaskan
tawanan, memelihara hubungan baik dengan tetangga, melindungi orang yang patut
dilindungi, menolong orang yang ditimpa kesulitan, member makan kepada yang membutuhkan,
membantu yang terkena musibah berat, dan dia tidak pernah mengecewakan orang
yang membutuhkan bantuannya, Akulah putrid Hatim Ath-Tha’I “.
Segera Nabi menukas, “ Wahai
hamba sahaya, yang kau sebutkan tadi adalah sifat-sifat orang beriman. Andaikan
ayahmu muslim tentu kami akan mengasihani dirinya. Lepaskan dia (putrid Hatim)!
Sebab ayahnya mencintai akhlak terpuji.
“ 3
Rasul mengasihani putrid Hatim Ath-Tha’I dan
melepaskannya karena menghormatinya. Lalu Sifanah minta izin kepada Rasulullah
untuk berdo’a, dan Rasulullah mempersilahkan. Lalu ia bedo’a, “ Semoga Allah
melimpahkan karunia padamu disebabkan kebaikanmu. Semoga Allah tidak
menjadikanmu orang yang hina. Semoga juga Dia tidak merampas nikmat dari para
pederma kaum kecuali Dia menjadikanmu sebagai sebab untuk kembalinya nikmat itu
lagi.”
Setelah Rasulullah melepaskannya. Ia pulang
ke rumah saudaranya Adi bin Hatim di Daumat Al-Jandal lalu berkata, “ Hai
saudaraku, datangilah lelaki itu (Rasulullah) sebelum ia menawanmu. Aku telah
menyaksikan sendiri, ia adalah manusia agung, berkarakter kuat lagi cerdas dan
akan mengalahkan para penakluk. Aku telah menyaksikan pada dirinya beberapa hal
yang membuatku takjub. Aku saksikan dia mencintai orang fakir, melepaskan tawanan,
menyayangi yang lebih kecil, serta menghormati orang yang lebih tua. Aku tidak
menemukan orang yang lebih baik dan lebih mulia selain dirinya. Bila ia bukan
Nabi, keutamaan tetap baginya karena sifat-sifat utama yang telah ada padanya.
Andai ia raja, kau takkan dapat meremehkan kemuliaan kerajaannya.”
Segera Adi mendatangi Rasulullah SAW. Ia dan
Sifanah kemudian masuk islam.
Yang perlu digaris bawahi dari kisah di atas
adalah ungkapan “ Seandainya ayahmu seorang
muslim, kami akan mengasihani dirinya “. Hal ini menunjukkan bahwa
syirik menghapus semua amal shaleh, orang yang berbuat syirik tidak mendapat
rahmat Allah walaupun banyak berbuat baik.
Allah telah berfirman:
“ Sungguh orang yang
berlaku syirik kepada Allah maka Allah mengharamkan surga kepadanya, tempatnya
adalah neraka, dan tiada penolong bagi orang-orang yang zhalim”. (Al-Maidah :
72)
Anas ra berkata, “ Dulu ada seorang
Yahudi menjadi pelayan Rasulullah SAW. Suatu saat ia sakit. Rasul segera
menjenguknya. Beliau duduk di dekat kepala si pelayan lalu bersabda,’ Masuk
Islamlah!’ Si pelayan memandang ayahnya yang berada di dekatnya. Berkatalah
ayahnya, ‘ Ta’atilah Abu Qasim (julukan Rasul)!’ Ia pun masuk Islam. Nabi pun
lalu keluar ruangan seraya bersabda,’ Segala puji bagi Allah yang telah
menyelamatkannya dari neraka.”
[HR.AL-BUKHARI, AL-HAKIM DAN AL-BAIHAQI]
Dalam riwayat Ahmad disebutkan, “ Ketika ia
meninggal, Rasul bersabda, ‘ Shalatilah sahabat kalian.”
Wahai Ukhti Muslimah…
Ketika akidah yang benar merupakan pondasi
Islam dan dasar agama, ketika amal dan ucapan tidak sah dan tidak diterima
kecuali bersumber dari akidah yang benar seperti yang telah dijelaskan, adalah
wajib atas semua kaum muslimin untuk mempelajari akidah yang benar dan memahami
akidah yang menyimpang agar kemurnian tauhid tetap terjaga dan terhindar dari
syirik. Terlebih kita hidup di era dimana semua kekuatan syirik bersatu padu
melawan dan menghancurkan akidah Islam. Karenanya kita mesti mengetahui dasar-dasar
akidah dan berpegang teguh terhadap dasar-dasar Islam.
Di sisi lain, musuh-musuh Islam telah
menyadari urgensi peranan wanita dalam menentukan baik-buruknya masyarakat.
Karenanya wanita menjadi target konspirasi mereka. Maka diselenggarakanlah konfrensi-konfrensi
dan konspirasi-konspirasi guna menghancurkan bangunan agamanya baik dalam aspek
akidah maupun akhlak.
Konspirasi-konspirasi ini telah berhasil
menjauhkan wanita muslimah dari agamanya, merusak moralnya, hingga terjadilah
dekadensi moral itu.
Muhammad Thal’at Harb dalam buku Al-Mar’ah wa
Al-Hijab berkata,” Sesungguhnya tiada penghalang yang merintangi penghancuran
masyarakat Islam di Timur, kecuali sebelumnya telah terjadi dekadensi moral
yang menimpa wanita muslimah, dan bahkan telah mengakibatkan kerusakan yang
menimpa kaum pria di Timur.”
Musibah terbesar menurut penulis adalah
kebodohan kaum wanita muslimah terhadap ajaran agamanya, dan tidak tepatnya
pengajaran terhadap pemuda-pemudi Islam. Hal ini berakibat tercabutnya wanita dari
agama dan adat istiadatnya, bahkan barani berbuat fasik terhadap Allah.
Wanita Timur cenderung mengekor tradisi Barat
secara membabi-buta hatta di bidang paradaban dan ekonomi yang menyebabkan
dekadensi kehidupan keluarga akibat eksploitasi wanita di sector publik. Kondisi
mereka menjadi wanita karir telah memicu mereka ingin lepas dari kungkungan
pria dan pernikahan.
Wanita Timur suka mengekor tradisi Barat;
pergi belanja ke mall, pergi ke club, taeter, dan tempat-tempat plesir sambil
bertabarruj ( bersolek di luar kepatutan ), membuka aurat, mengabaikan
norma-norma, melecehkan tradisi, merendahkan nilai-nilai ‘iffah dan kesucian
diri, membenci hijab, sampai-sampai tidak risih berpelukan dengan pria yang
bukan mahramnya, tidak malu berada di tangah-tangah ribuan pria dan pemuda
bahkan dengan senang hati menerima kata-kata pujian, tepuk tangan dan siulan
yang membuatnya semakin terjerumus ke jurang kesesatan!
Sungguh masyarakat Islam sedang dalam ujian
dan krisis besar, disebabkan kaum wanita telah melecehkan tradisinya sendiri,
taklid ke tradisi Barat, dan tidak memadainya pendidikan bagi mereka, Dan jalan
keselamatan dari hal tersebut hanyalah berpegang-teguh kepada agama dan
syariat, serta kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah.
Hal pertama yang perlu dilakukan agar wanita
muslimah kembali ke jalan benar adalah melakukan reformasi akidah. Page-page
berikut ini, kami akan menjelaskan akidah Islam secara komprehensif. Penjelasan
yang paparkan adalah terhadap akidah-akidah yang menyimpang.
“Hanya Allah
yang member taufik “
Penulis : Putri Handayani, S.SI
Sekupang, Rabu, 25 Zulhijjah 1434 H/30 October
30, 2013
[3] : Mengenai kedermawanan Hatim
At-Tha’I, Ibn Al-Jauzy berkomentar : “ Dia adalah orang yang sangat dermawan
sampai-sampai memberikan roti kepada semut seraya berkata,’ Mereka juga
tetangga kita’. “
Referensi :
Be a good Muslimah/Panduan Menjadi Wanita Shalihah
Penulis :
Syaikh Sa’ad Yusuf Abu Aziz
Penerjemah :
H. Irfan Salim, MA

Tidak ada komentar:
Posting Komentar