Senin, 10 Juni 2013

Ujian bagi Muslimah Akhir Zaman:

.::Ujian bagi Muslimah Akhir Zaman::. - Andi Abu Hudzaifah Najwa 

Allah Ta'ala berfirman,

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allooh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta [Q.S. Al-'Ankabuut 2-3]

Wahai muslimah, ketika engkau sebagai putri, dan hidayah bayan telah mencapai hatimu, hingga Allooh Ta'ala memberikan hidayah taufiq itu bagimu, saat engkau mengenal kebenaran di dalam Islam, mengenal manhaj yang haq ini, manhaj salafush sholih. Saat itu iman menyusup dalam jiwamu, dan engkau mengetahui dengan baik hukum-hukum yang ada di dalamnya, termasuk hukum-hukum berhijab dan mengenakan cadar bagimu.

Baru lagi iman itu menghangatkan jiwamu, mengisi kehampaan hati yang lama kosong karena maksiyat, bid'ah dan khurofat. Disaat itulah iman yang baru itu segera diuji, ketika dirimu berusaha mengenakan pakaian dan hijab yang syar'iy. Bagaikan petir di siang hari, bagaikan badai mengoyak hati, orang tuamu begitu sedih dan marah, melihat putri kebanggaan mereka menutup dirinya bagai wanita gurun sahara. Putri yang cantik pujian setiap tetangga menjadi makhluk yang sangat aneh di mata mereka. Wahai muslimah sholihah... ketika itulah imanmu diuji... Tentangan, omelan, boikot dan kemarahan menjadi hidangan rutin setiap hari... lalu pernahkah engkau berfikir, bagaimana rasanya menjadi para shohabat yang memegang Islam dengan begitu kuat, sedang orang tua dan kerabat mereka membenci, menyakiti dan mencaci. Apakah engkau berfikir bahwa hanya dirimu sajalah yang diuji?

Wahai muslimah sholihah, balaslah kebencian orang tuamu dengan kasih sayang, balaslah tatapan marah itu dengan senyum yang mengembang, balaslah boikot bicara itu dengan hadiah yang menyenangkan, atau balaslah tentangan itu dengan akhlak sholihah yang menyejukkan... memang berat... memang menyakitkan, namun sabar itu sebagaimana namanya, pahit... tetapi menghasilkan buah yang manis rasanya. Tidak mudah untuk merubah keegoisan dirimu yang dulu, tidak mudah untuk merubah kemanjaanmu yang dulu... namun ujian itu untuk membuktikan, mana yang imannya benar dan mana yang dusta.

Tetaplah kenakan busana syar'iy-mu saat engkau keluar dari rumahmu, dalam pergaulanmu engkau akan diuji, dengan teman-teman mu engkau akan diuji, dengan lingkungan di sekitarmu engkau akan diuji, dan ujian itu memang menyakitkan, namun tidak demikian bagi yang telah merasakan manisnya iman. Teman-teman kuliah mungkin akan mengejek, lingkungan sekitar mungkin akan meng-ghibah, namun engkau hidayah itu tidak akan berubah... do'akanlah semua teman-temanmu dan para tetanggamu mendapatkan hidayah yang sama denganmu? Tahukah engkau bahwa do'a orang yang teraniaya itu terijabah?

Jangan ragu dan bimbang, jangan "tutup buka" hijab dan cadar itu, tetaplah istiqomah dalam imanmu, yakinlah bahwa imanmu adalah iman yang benar, bukan iman yang dusta. Ayah ibumu lambat laun akan takjub dan luluh akan keteguhan dirimu, serta mendapat kebaikan dari do'a-do'amu di setiap penghujung malam. Teman-temanmu akan terbiasa kepadamu, dan para tetanggamu akan lelah menggunjing dirimu... dan insyaAllooh akan tersisa kebailan bagi dirimu.

Dan jika engkau adalah seorang istri... dalam perjuanganmu meyakinkan suamimu, sungguh wanita adalah makhluk yang setengah agama dan setengah akalnya yang mampu menundukkan makhluk yang lebih sempurna akal dan agamanya, jangan lupakan itu, engkau punya pesona, engkau punya senjata gemulainya gerak tubuh dan rayuanmu. Jangan enggan menggunakannya sementara engkau tetap bersabar akan kerasnya sikap dan perkataan suamimu, jangan lupakan do'a di penghujung malam untuk pemimpinmu itu... Jadikan dirimu udara segar yang dihirupnya, jadikan dirimu air jernih nan sejuk yang diminumnya, dan bantulah dia berubah dan belajar menjadi seseorang yang sholih, agar bahagia dirimu, agar bahagia keluargamu, agar bahagia du ia dan akhiratmu. Walloohul musta'an.


www.muslim.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar